MEMAHAMI SEJARAH, DEFINISI, DAN FUNGSI PR

Sejarah Singkat PR

Istilah PR muncul kali pertama tahun 1807 dikenalkan oleh Thomas Jefferson, dalam sebuah Kongres di Amerika. Sebelum istilah ini muncul, para ahli mencatat bahwa tahun 49 SM, aplikasi PR telah dilakukan oleh Julius Caesar. Ia membuat publikasi kisah kemenangannya dalam bentuk penerbitan. Melihat sejarah tersebut bisa disimpulkan bahwa PR telah berkembang bersamaan dengan peradaban manusia. Bahkan sesungguhnya para nabi juga telah menerapkan prinsip PR dalam mendakwahkan ajarannya.

PR sebagai sebuah departemen telah ada sejak tahun 1889. Pendirian tersebut dilakukan oleh Westinghouse ketika dirinya menghadapi Thomas Edison dalam sebuah isu yang muncul saat itu.

Istilah public pelations ditemukan untuk pertama kalinya dalam pengantar buku yang berjudul Yearbook of Railway Literature. Tahun 1897 ini juga dikenal sebagai tahun kebangkitan “Corporate PR”. Organisasi-organisasi berbasis bisnis mulai menggunakan atau mempraktekan PR dalam menjalankan bisnisnya.

Dalam rentang waktu antara 1900-1920, press release resmi, untuk pertama kalinya ditulis oleh seseorang yang bernama Ivy Lee. Siaran pers tersebut dibuat untuk membantu Pennsylvania Railroad, sebuah perusahaan kereta api dalam menangani sebuah kecelakaan kereta listrik yang tetjadi saat itu. Melalui sebuah press release, Ivy Lee menjelaskan ke publik apa yang sesungguhnya terjadi. Kala itu, Lee menggunakan istilah publisitas untuk mendiskripsikan PR. Lee mendapat julukan “Bapak PR Modern” karena ia menyumbangkan banyak pemikiran, teknik, dan prinsip publisitas sebagai bagian dari komunikasi publik.

Dunia PR terus berkembang hingga muncul apa yang disebut agen PR. PR Agency pertama kali didirikan pada tahun 1953 oleh John Hill dan Harold Burson. Maraknya penggunaan internet di era 1990-an mendorong munculnya public relations di era internet atau yang dikenal PR 2.0.  Di Indonesia praktik PR diakui keberadaannya secara formal sejak terbentuknya Bakohumas 13 Maret 1971.

What is Public Relations?

Memahami pengertian Public Relation (PR) merupakan hal penting, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang fungsinya.  Hagley (1999, p. 34), seorang praktisi PR yang telah berkecimpung di dunia tersebut lebih dari 30 tahun mengatakan, “if you can’t define what you do, you can’t measure what you do. And if you can’t measure what you do, you can’t evaluate what you do”. Mengacu pendapat tersebut, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu definisi PR agar kita memahami apa yang akan kita lakukan dan bagaimana melakukan evaluasi terhadap apa yang kita kerjakan.

Mengacu berbagai literatur, istilah PR bukan merupakan satu-satunya istilah yang dipakai dalam kajian PR. Ada istilah lain seperti Corporate Communication yang juga sering dikaitkan dengan kajian PR. Pada kesempatan ini, kita hanya akan fokus pada istilah PR. Public Relations Institute of Australia (PRSA) mendefinisikan PR sebagai upaya yang disengaja, direncana, dan berkelanjutan untuk membangun sekaligus memelihara hubungan yang didasari saling pengertian antara organisasi atau individu dan publik. Sementara itu, Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom (dalam Harrison, 2011, p. 8) menjelaskan PR merupakan fungsi manajemen yang membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publik, yang menjadi sandaran kesuksesan dan kegagalannya. Selain kedua penjelasan tadi, masih banyak definisi lain yang tertuang dalam berbagai literatur.

Meskipun definisi PR dijabarkan dalam tulisan yang berbeda-beda, tetapi berbagai definisi tersebut sesungguhnya memiliki muara yang sama. PR terkait erat dengan bagaimana seseorang atau organisasi (institusi dan korporasi) berkomunikasi dan membangun hubungan dengan publik. Sesuai namanya, komunikasi dan hubungan dalam kontek PR lebih difokuskan kepada publik bukan masyarakat dalam arti luas.

Dalam kontek PR, Rahmat Kriyantono (2008) membedakan makna masyarakat dan publik. Publik dipahami sebagai sekumpulan orang atau kelompok masyarakat yang memiliki perhatian dan kepentingan sama terhadap suatu hal. Kepentingan dan perhatian tersebut mengikat anggota publik secara emosional. Publik bisa saja tidak mengenal satu sama lain dan berada dalam wilayah yang berbeda.

Ketika kita berbicara tentang korporasi, seringkali pembicaraan tentang PR tidak hanya dikaitkan dengan publik. Secara spesifik pembicaraan tentang PR akan terkait erat dengan stakeholder atau pemangku kepentingan. Menurut Grunig dan Repper dalam Ndlela (2019, p. 17), publik dan stakeholder didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki kesamaan. Stakeholder sendiri dimaknai sebagai orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh keputusan sebuah organisasi dan sebaliknya mereka juga bisa mempengaruhi keputusan organisasi. Di sisi lain, stakeholder yang memiliki perhatian tertentu terhadap keputusan organisasi bisa disebut sebagai publik.  

Siapa yang termasuk publik atau stakeholder?

Stakeholder ataupun publik yang menjadi target PR bisa bersifat internal dan external. Bagi sebuah perusahaan misalnya, stakeholder external bisa berupa pemerintah, LSM, tokoh masyarakat, Ormas, supplier, customer, dan media. Sedangkan stakeholder internal antara lain karyawan, investor, Serikat Pekerja dan Serikat Buruh.  

Penentuan publik atau stakeholder sangat bergantung pada tipe, ruang lingkup, dan tujuan organisasi. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud organisasi dalam kontek ini, bisa berupa korporasi, institusi pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga lainnya.

Keberadaan stakeholder sangat penting bagi sebuah organisasi. Begitu pentingnya, hingga dikatakan bahwa kesuksesan organisasi sangat bergantung pada bagaimana organisasi tersebut mampu membangun hubungan baik dengan para stakeholdernya. Ndlela (2019, p. 17) mengatakan “ the central idea in stakeholder theory is that an organization’s success is dependent on how well manages the rekationship with key groups  such as customers, employees, suppliers, communities, financiers and others that can affect the realization of its purpose”.

Fungsi Public Relation

Pada dasarnya fungsi utama PR adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya. Agar hubungan baik itu tercipta, maka seorang staf PR harus bisa melakukan fungsi berikut:

  • Mampu mengantisipasi dan menganalisa berbagai hal yang melatarbelakangi sikap atau persepsi publik yang muncul, sehingga organisasi bisa bertindak dengan tepat.
  • memberikan konsultasi maupun memberikan masukan-masukan kepada level manajemen pada sebuah organisasi atau institusi bisnis.
  • melakukan research. Juga melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan-kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh institusi atau organisasi bisnis.
  • membuat perencanaan sebuah program komunikasi
  • membuat goal dan objective dari setiap kegiatan PR
  • membuat perencanaan anggaran

Untuk bisa menjalankan fungsi tersebut dengan baik, International Public Relation Association (IPRA) menegaskan ada lima persyaratan mendasar yang harus dimiliki orang PR.

  • Kemampuan berkomunikasi. Skill komunikasi menjadi hal utama dalam melakukan hubungan dengan pihak lain. Oleh karena itu, seorang PR staf sebagai representasi organisasi dituntut bisa berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan publik. Komunikasi yang dimaksud dalam kontek ini adalah komunikasi baik lisan maupun tertulis. Sebab, seorang PR staf juga dituntut mampu membuat publikasi dlam bentuk tulisan sebagai bagian dari komunikasi.
  • Kemampuan manajerial.
  • Kemampuan bergaul dengan orang lain
  • Memiliki integritas dan kepribadian yang baik
  • Memiliki ide dan kreatif. Untuk mewujudkan seorang yang kretaif dan memiliki ide-ide cemerlang, staf PR dituntut memiliki wawasan yang luas. Pengetahuan tentang sosiologi, psikologi, bahkan politik akan sangat membantu staf PR dalam menjalankan fungsinya.

Catatan:

“Public Relations adalah ‘cerita’ tentang Anda atau perusahaan Anda, dan bagaimana Anda menyajikan cerita tersebut kepada public”.

Seorang PR tidak akan pernah membiarkan orang lain memegang kendali atas cerita yang ingin disampaikannya, baik itu mengenai dirinya ataupun organisasi yang diwakilinya.

Untuk keperluan cetak, silakan download disini.

error: Content is protected !!