Hadapi Wabah Covid-19 dengan Cara Bijak Memilih dan Memilah Informasi

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda berbagai negara saat ini membuat sejumlah orang mengalami depresi. Tidak hanya karena begitu mengerikan dan membahayakannya wabah ini, depresi juga kadang dipicu oleh berbagai sajian informasi khususnya yang tersebar melalui media sosial.

Ada beberapa hal yang sifatnya keharusan untuk diketahui terkait Covid-19. Masyarakat harus memahami apa itu Covid-19, bagaimana penyebarannya, gejala apa yang muncul ketika seseorang terpapar virus ini, bagaimana menjaga diri agar terhindar dari virus mematikan ini, dan aturan apa saja yang dikeluarkan pemerintah yang harus ditaati untuk meminimalisir peredarannya. Artinya, membaca informasi tentang hal tersebut menjadi hal penting.

Persoalannya adalah informasi yang tersaji dalam media sosial sangat komplek, dari yang penting sampai gak penting, bahkan tidak jarang berisi konten hoax semata. Seperti diberitakan Antara (22/2) silam, Kominfo mencatat ada 119 konten hoaxs maupun disinformasi terkait corona dalam kurun waktu 23 Januari hingga 20 Februari. Kondisi tersebut sejatinya mengharuskan kita mampu memilih dan memilah informasi dengan bijak.

Kita kadang menjadi sangat ketakutan dan berujung depresi akibat mengkonsumsi terlalu banyak informasi. Bahkan sebagian dari kita tidak bisa lagi membedakan mana informasi yang diperlukan dan mana yang harus diabaikan. Akibatnya kita mengalami depresi yang berujung pada penurunan daya tahan tubuh. Padahal salah satu hal yang sangat diperlukan untuk menangkal penularan virus corona adalah memperkuat sistem imun tubuh. 

Bagaimana Memilih dan Memilah Informasi?

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menghindari depresi akibat sajian informasi. Pertama, pilihlah informasi yang memang benar-benar penting untuk Anda ketahui. Anda harus memiliki pengetahuan yang memadai agar bisa menyikapi wabah Covid-19 dengan baik, utamanya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri Anda dan orang lain. Selain itu, dengan hanya fokus pada informasi penting saja, waktu Anda tidak terbuang sia-sia hanya karena sibuk melihat dan membaca media sosial yang kurang bermanfaat.

Mungkin Anda bertanya, informasi penting itu yang seperti apa? Penting dalam hal ini maksudnya adalah informasi tersebut berguna untuk pengetahuan Anda dalam menjaga diri dan orang lain agar terhindar dari virus corona. Ketika informasi yang diterima sekedar menggambarkan kekacauan situasi akibat virus corona misalnya, barangkali tidak menjadi skala prioritas untuk dikonsumsi. Apalagi kalau informasi tersebut akan membuat Anda semakin depresi, sebaiknya hindari dan bila perlu hapus dari gaget Anda.

Kedua, biasakan mengkonsumsi informasi dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di tengah kegelisahan ini, banyak pihak yang kadang menyampaikan informasi tanpa disertai kajian ilmiah. Misalnya, informasi tentang bahaya dan penyebaran virus corona serta cara pengobatan jika terpapar, lebih tepat jika diambil dari narasumber yang relevan, seperti dokter atau pakar virus.

Tidak hanya itu, kita juga sering dibuat panik oleh tulisan netizen yang memberitakan tentang individu yang positif corona. Bahkan kadang disertai foto atau video yang sesungguhnya belum pasti benar. Alangkah bijaknya jika informasi itu diambil dari akun yang jelas seperti lembaga-lembaga resmi baik pemerintah maupun swasta.

Ketiga, hindari membuat panik orang lain dengan menyebarkan informasi yang Anda terima. Meskipun informasi yang Anda terima bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, akan lebih bijak berhenti sampai diri Anda, jika memang informasi tersebut tidak penting dikonsumsi atau hanya akan menimbulkan keresahan semata. Apalagi jika informasi tersebut belum tentu benar, Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk membacanya apalagi menyebarkannya. Mulailah dari diri Anda untuk menghentikan penyebaran informasi yang justru membuat kepanikan publik.

Keempat, waspadai informasi yang dibumbui dengan kata “share”, apalagi disertai kata ancaman dan tantangan. “Sebarkan jika Anda ingin keluarga dan kerabat Anda selamat” atau “Jika Anda orang beriman, sebarkan informasi ini”. Kedua kalimat tersebut mengandung unsur paksaan agar pesan tidak berhenti di gaget Anda. Jika menemukan informasi yang disertai pesan seperti itu, sebaiknya Anda tidak langsung terprovokasi untuk menyebarkan. Pelajari baik-baik apakah informasi tersebut benar dengan cara mencari sumber lain sebagai pembanding.

Langkah sederhana di atas, barangkali akan menghindarkan diri Anda dan orang lain dari depresi akibat terlalu banyak konsumsi informasi. Gunakan waktu Anda untuk hal-hal yang lebih produktif. Manfaatkan kesempatan “stay at home” untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan keluarga bukan komunikasi dengan dunia maya. Semoga kita semua bisa saling mendukung dan survive menghadapi segala situasi yang terjadi.

error: Content is protected !!