PERHAPI KUTAI TIMUR GELAR PELATIHAN PUBLIC SPEAKING
Foto by: Dandy Setyawan
Kemampuan berbicara di depan publik menjadi perhatian serius Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Kutai Timur. Untuk membekali anggota terkait kebutuhan tersebut, Perhapi Kutim menggelar sebuah pelatihan yang bertajuk “Public Speaking Training”. Kegiatan yang digelar di Rechall Wisma Rayah (12/6/2021) itu, dibatasi hanya untuk 30 orang.
Zulfikar Rahman Sagala, Ketua Divisi Pengembangan Profesi Perhapi Kutim mengatakan pembatasan tersebut dilakukan agar protokol kesehatan terkait Covid-19 terlaksana dengan baik selama training berlangsung. “Kami menata tempat duduk berjarak 2 meter, dan masker wajib dikenakan selama training berlangsung,” ungkapnya. Zulfikar menambahkan, sebelum memasuki ruangan, peserta dicek suhu dan diwajibkan cuci tangan atau memakai hand sanitizer. “Kami juga melakukan monitoring kesehatan peserta selama empat hari berturut-turut sebelum pelaksanaan berlangsung, melalui link monitoring yang wajib diisi peserta” tegasnya.
Sementara itu, Muhammad Raizal, Ketua Perhapi Kutim dalam sambutannya menjelaskan, meski awalnya pelatihan ini didedikasikan untuk anggota Perhapi, namun kami tetap memberi kesempatan pihak lain untuk berpartisipasi. “Kami membuka kesempatan kepada masyarakat, khususnya karyawan untuk turut serta menimba ilmu public speaking yang kami gelar. Dengan cara ini, kami berharap kehadiran Perhapi memberi manfaat kepada orang banyak, bukan sekedar kepada anggota,” ungkap Raizal.
Pelatihan yang digelar dari pagi hingga sore hari itu, mendapat animo yang cukup bagus dari publik, terbukti jumlah pendaftar melebihi kuota yang tersedia. Dalam pelatihan itu, Perhapi menghadirkan Zulfatun Mahmudah, S.Pd, M.I.Kom, CSRS yang telah berprofesi sebagai trainer public speaking selama puluhan tahun.
Dalam pembelajaran yang mengkombinasikan teori dan praktik itu, peserta nampak begitu antusias dan tekun mengikuti semua materi hingga selesai. Syafi’i, salah satu peserta dari YPPSB mengaku, ia beserta teman-teman guru yang turut dalam pelatihan itu mendapatkan banyak pengetahuan baru. “Kami merasa waktu sehari sangat singkat, jika masih ada training lanjutan, kami ingin berpartisipasi kembali,” ungkapnya.